Pada Februari 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan sebesar 11,8%, mencapai level 6.271. Penurunan ini menandai kinerja bulanan terburuk sejak Maret 2020 dan mencerminkan penurunan 21% dari puncaknya pada September 2024.

Penurunan IHSG ini sejalan dengan tren pelemahan di kawasan Asia akibat ketegangan perdagangan global. Presiden Amerika Serikat kembali menegaskan kebijakan tarif 25% terhadap impor dari Kanada dan Meksiko, yang menambah tekanan pada pasar regional.

Selain itu, faktor domestik seperti rencana Bank Indonesia membeli obligasi pemerintah untuk program perumahan dan peluncuran dana abadi nasional Danantara yang masih menghadapi tantangan kepercayaan investor turut membebani pasar. Rebalancing MSCI juga memicu arus keluar modal, menambah tekanan pada IHSG. o

Pada pekan pertama Maret 2025, IHSG menunjukkan tanda-tanda pemulihan dengan menguat hampir 4% pada 3 Maret 2025, ditutup di level 6.519,66. Penguatan ini didorong oleh sektor barang baku yang naik 4,12%, sektor keuangan 3,46%, dan sektor infrastruktur 3,35%.

Namun, investor asing masih melakukan aksi jual dengan total Rp450,33 miliar selama pekan tersebut, meskipun jumlah ini lebih rendah dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai Rp10,21 triliun.